Asal Usul Sate
Sejarah sate di Indonesia tidak lepas dari pengaruh para pedagang India, Arab, dan Timur Tengah yang datang berdagang ke Nusantara pada abad ke-8 hingga 15. Hidangan serupa sate sebenarnya sudah ada di Timur Tengah dalam bentuk kebab, yaitu potongan daging yang dipanggang dan diberi bumbu. Para pedagang tersebut memperkenalkan teknik memasak dengan cara ditusuk dan dibakar kepada masyarakat lokal.
Sate kemudian berkembang di Indonesia dengan menyesuaikan bahan dan bumbu sesuai selera lokal. Orang-orang Jawa mulai menggunakan daging ayam, kambing, atau sapi yang lebih mudah ditemukan, serta bumbu-bumbu rempah yang melimpah di Nusantara. Seiring berjalannya waktu, sate menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia.
Ciri Khas Sate di Indonesia
Sate di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari bahan dasar yang bervariasi, bumbu rempah yang kaya, hingga cara penyajian yang unik. Potongan daging ditusuk menggunakan tusukan dari bambu, kemudian dibakar di atas arang panas yang memberikan aroma khas. Sate Indonesia biasanya disajikan dengan berbagai saus dan sambal, seperti saus kacang, kecap manis, atau sambal, tergantung jenis satenya.
Jenis-Jenis Sate Khas Indonesia
Indonesia memiliki berbagai jenis sate yang tersebar di berbagai daerah. Setiap jenis sate memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari jenis daging, bumbu, maupun cara penyajiannya. Berikut adalah beberapa jenis sate populer di Indonesia:
-
Sate Ayam (Sate Madura)
- Asal: Madura, Jawa Timur
- Ciri khas: Menggunakan daging ayam yang ditusuk kecil-kecil, dibakar, dan disajikan dengan bumbu kacang kental dan kecap manis. Sate ini sering disajikan dengan lontong atau ketupat sebagai pelengkap.
- Penyajian: Dengan sambal kacang yang manis gurih dan kadang ditaburi bawang goreng.
-
Sate Padang
- Asal: Padang, Sumatera Barat
- Ciri khas: Menggunakan daging sapi, lidah, atau jeroan yang dibakar dan disajikan dengan kuah kental berwarna kuning yang terbuat dari bumbu kunyit, bawang putih, dan bumbu lainnya.
- Penyajian: Dihidangkan dengan ketupat dan kuah sate yang lebih pekat, memberikan rasa yang kaya dan pedas.
-
Sate Kambing
- Asal: Banyak ditemui di Jawa Tengah dan Jawa Barat
- Ciri khas: Dibuat dari daging kambing muda, seringkali dengan potongan kecil lemak di antaranya. Dagingnya empuk dan tidak terlalu amis karena proses perendaman bumbu sebelumnya.
- Penyajian: Biasanya hanya dengan kecap manis, potongan bawang merah, dan irisan tomat. Terkadang disajikan dengan irisan cabai hijau untuk rasa pedas segar.
-
Sate Maranggi
- Asal: Purwakarta, Jawa Barat
- Ciri khas: Menggunakan daging sapi atau kambing yang sudah dimarinasi dengan bumbu khas sebelum dibakar, memberikan cita rasa manis, asam, dan pedas.
- Penyajian: Disajikan tanpa bumbu kacang atau kecap, tetapi tetap kaya rasa karena proses marinasi. Disantap bersama ketan atau nasi.
-
Sate Lilit
- Asal: Bali
- Ciri khas: Sate ini terbuat dari daging ikan cincang (biasanya ikan tenggiri), dicampur dengan parutan kelapa, bumbu khas Bali, dan dibalutkan pada batang serai atau bambu.
- Penyajian: Dibakar tanpa tambahan saus, tetapi sangat gurih karena bumbu rempah dan aroma dari batang serai yang digunakan sebagai tusukan.
-
Sate Klathak
- Asal: Yogyakarta
- Ciri khas: Dibuat dari daging kambing yang dipotong besar-besar dan hanya dibumbui dengan garam sebelum dibakar. Sate ini unik karena ditusuk menggunakan jeruji besi sepeda.
- Penyajian: Disajikan dengan kuah gulai yang gurih. Rasa sate ini sederhana tetapi kaya karena daging kambingnya sendiri sudah empuk dan beraroma khas.
-
Sate Kerang
- Asal: Banyak ditemui di Jawa Timur
- Ciri khas: Menggunakan daging kerang yang dibumbui dan ditusuk kecil-kecil. Sate ini memiliki rasa yang khas dan lebih kenyal dibanding sate daging.
- Penyajian: Dengan bumbu kacang pedas atau kecap, dan biasanya menjadi pelengkap hidangan nasi.
-
Sate Banjar
- Asal: Kalimantan Selatan (suku Banjar)
- Ciri khas: Menggunakan daging ayam atau sapi dengan bumbu khas Banjar yang manis dan gurih.
- Penyajian: Disajikan dengan sambal kacang atau kecap yang lebih ringan, sering dihidangkan bersama lontong atau ketupat.
-
Sate Buntel
- Asal: Solo, Jawa Tengah
- Ciri khas: Sate dari daging kambing yang dicincang, kemudian dibungkus dengan lemak kambing sebelum dibakar. Proses pembungkusan ini membuat sate buntel memiliki tekstur juicy dan aroma khas.
- Penyajian: Biasanya disajikan dengan kecap manis dan potongan cabai serta bawang merah.
Inovasi Sate Zaman Sekarang
Sate kini tak hanya menjadi makanan tradisional, tetapi juga mengalami berbagai inovasi seiring perubahan selera masyarakat. Inovasi ini tidak hanya menambah variasi sate, tetapi juga memperluas daya tarik sate kepada konsumen modern. Beberapa inovasi sate masa kini antara lain:
-
Sate Taichan: Sate ayam yang dibakar tanpa bumbu kacang atau kecap. Sate ini disajikan dengan sambal pedas dan jeruk nipis. Rasanya yang gurih dan pedas sangat digemari oleh kaum muda.
-
Sate Tempe dan Tahu: Untuk memenuhi permintaan vegetarian, sate tempe dan tahu hadir sebagai alternatif yang sehat dan ramah lingkungan. Biasanya disajikan dengan bumbu kacang seperti sate ayam.
-
Sate Kulit Ayam: Kulit ayam ditusuk dan dibakar hingga renyah, disajikan dengan kecap pedas atau sambal.
-
Sate Jamur: Jamur tiram atau jamur kancing dijadikan sate dengan bumbu kecap atau bumbu kacang. Tekstur jamur yang kenyal membuatnya menyerupai sate daging dan cocok bagi mereka yang vegetarian.
-
Sate Mozarella: Daging sapi atau ayam dililit keju mozarella sebelum dibakar, sehingga menghasilkan sensasi keju leleh yang creamy dan menarik.